Tsingy de Bemaraha Strict Nature Reserve is located close to the western coast of Madagascar. This 666 square kilometer region has been classified as a UNESCO World Heritage Site in 1990 because of its unique, breathtaking geography, preserved mangrove forests, and wild bird and lemur populations.
The Tsingy rise up to 70 meters from the ground. At these heights, the tops are bare and razor sharp. At lesser heights, one gets to see vegetations with roots tens of meters below.
The word tsingy is indigenous to the Malagasy language as a description of the karst badlands of Madagascar. The word which translates into English as “where one cannot walk barefoot”, aptly describes the exceptional topography. This topography of eroded limestone may exist in other areas around the world, but nowhere as tall, slender and extensive as the spires here. Beneath this apparent austerity, an extraordinary world of forest canyons, humid caves and burning karst karren is inhabited by fundamentally differing plants and animals who thrive in close proximity.
Vladimir Kush - surrealism and illusion
Surrealism has always been a controversial tendency in the history of paintings. On the one hand, it's worshiped for its out-of-this-world look and delirious themes, easy to please. On the other hand, it also raises a legion of slanderers.The latter point out their lack of subtlety and rationality, outshined by its spectacular effects. For better or for worse, surrealist paintings seem to be making a comeback, through the hands of Russian artist Vladimir Kush who, inspired by Bosch, Magritte and DalĂ, creates paradoxal and fantastic images of detailed and realist look.
Gambar manusia aneh
Wow gambar dibawah ini akan menunjukkan manusia aneh, mereka terlahir dan hidup kurang beruntung seperti pada manusia umumnya. Orang ini sudah ada yang sejak lahir hidup dalam keadaan aneh, dan ada juga yang karena penyakit seperti tumor dsb. Semua gambar dikumpulkan dari berbagai sumber.
Gue menkhsuskan mengambir manusia yang hidup di benua asia aja. Soalnya yang dunia belum dapat. Berikut gambar mereka,
1. Manusia Gajah dari Cina
tumor seberat 15 kg telah menarik kulit wajahnya sehingga berbentuk aneh dan Tiba2 foto dari Huang Chuncais mengejutkan dunia. Namun karena gambar aneh tersebutlah akhirnya dia mendapat operasi tanpa biaya.
2. The Human Octopus dari India
Laksmi Tatm dilahirkan dengan 4 kaki dan 4 lengan. Tapi 2 tahun kemudian dokter mengoperasi dan dia kembali tampak normal. Padahal mungkin dia bisa dipuja, walau tampak aneh masyarakat india percaya dia adalah manusia penjelmaan Dewi Laksmi, yakni dewi berkaki delapan yang menajdi salah satu yang dipuja dalam agama Hindu.
3. The Tree Man dari Indonesia
Ini dia yang sempat menjadi berita heboh di indonesia, ketika bintang melihat gambar dari orang ini benar-benar tidak percaya Dede menderita karena kombinasi Human Papilloma Virus (HPV) dan kekacauan genetik. Bahkan gara2 penyakit aneh ini Akibatnya ia mendapat cemooh dari banyak orang, bahkan sampai kehilangan pekerjaan karenannya.
4. The Conehead dari Vietnam
Anak ini seperti memiliki gambar dari wajah alien, Namun Kebanyakan orang percaya bahwa Nguyen mungkin adalah salah satu korban defoliant Jingga Agen, yang dipakai oleh angkatan perang Amerika selama perang Vietnam.
5. The Stunted Fingers dari Vietnam
Satu lagi korban dari Jingga Agen. Seperti pada gambar Le Thi Hoa dilahirkan dengan jari terhambat, Namun itu tidak menghentikannyadari tulisan dengan ‘excellent keahlian menulis indah. Baik Le maupun Nguyen adalah dua dari ratusan ribu manusia korban yang harus mengalami efek Jingga Agen
Walau tampak aneh, mereka mampu bertahan! kita harus mengapresiasi gambar dari manusia diatas. belum tentu kita juga bisa dan kita juga harus bersyukur dengan keadaan normal yang kita peroleh.
Gue menkhsuskan mengambir manusia yang hidup di benua asia aja. Soalnya yang dunia belum dapat. Berikut gambar mereka,
1. Manusia Gajah dari Cina
tumor seberat 15 kg telah menarik kulit wajahnya sehingga berbentuk aneh dan Tiba2 foto dari Huang Chuncais mengejutkan dunia. Namun karena gambar aneh tersebutlah akhirnya dia mendapat operasi tanpa biaya.
2. The Human Octopus dari India
Laksmi Tatm dilahirkan dengan 4 kaki dan 4 lengan. Tapi 2 tahun kemudian dokter mengoperasi dan dia kembali tampak normal. Padahal mungkin dia bisa dipuja, walau tampak aneh masyarakat india percaya dia adalah manusia penjelmaan Dewi Laksmi, yakni dewi berkaki delapan yang menajdi salah satu yang dipuja dalam agama Hindu.
3. The Tree Man dari Indonesia
Ini dia yang sempat menjadi berita heboh di indonesia, ketika bintang melihat gambar dari orang ini benar-benar tidak percaya Dede menderita karena kombinasi Human Papilloma Virus (HPV) dan kekacauan genetik. Bahkan gara2 penyakit aneh ini Akibatnya ia mendapat cemooh dari banyak orang, bahkan sampai kehilangan pekerjaan karenannya.
4. The Conehead dari Vietnam
Anak ini seperti memiliki gambar dari wajah alien, Namun Kebanyakan orang percaya bahwa Nguyen mungkin adalah salah satu korban defoliant Jingga Agen, yang dipakai oleh angkatan perang Amerika selama perang Vietnam.
5. The Stunted Fingers dari Vietnam
Satu lagi korban dari Jingga Agen. Seperti pada gambar Le Thi Hoa dilahirkan dengan jari terhambat, Namun itu tidak menghentikannyadari tulisan dengan ‘excellent keahlian menulis indah. Baik Le maupun Nguyen adalah dua dari ratusan ribu manusia korban yang harus mengalami efek Jingga Agen
Walau tampak aneh, mereka mampu bertahan! kita harus mengapresiasi gambar dari manusia diatas. belum tentu kita juga bisa dan kita juga harus bersyukur dengan keadaan normal yang kita peroleh.
Kumpulan Plankton Terlihat dari Luar Angkasa
VIVAnews - Meski berukuran mikroskopis, plankton bisa terlihat dari luar angkasa. Bahkan, ukurannya nyaris seluas wilayah Irlandia. Satelit Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) mengabadikan kumpulan plankton yang menurut para ilmuwan menyerupai sapuan kuas maestro pelukis Prancis, Claude Monet.
Gambaran elektrik plankton yang berwarna biru terekam oleh satelit yang jaraknya ratusan kilometer di atas Bumi. Gambar tersebut diabadikan Mei lalu oleh satelit Envisat.
Algae kecil dalam plankton tampak mengeluarkan klorofil saat menyerap matahari, hingga memberi warna laut dan memungkinkan terlihat dari luar angkasa. Kumpulan plankton itu akan menarik binatang-binatang laut.
Para ahli mengatakan plankton memegang peranan penting dalam kesehatan di Bumi. Sebab, mereka menghilangkan karbon dioksida di atmosfer seperti halnya tetumbuhan di darat. Mereka juga punya peran vital dalam rantai makanan di laut.
Bulan lalu pemerintah Inggris memperingatkan kenaikan suhu di permukaan laut, perubahan stok ikan dan menurunnya penangkaran burung laut sebagai akibat dari perubahan iklim.
Menurut laporan tahunan yang ditujukan bagi pemerintah oleh hampir 100 ilmuwan dari 40 organisasi Inggris terkemuka, ikan, termasuk plankton, bergerak menjauh ke utara, antara 50 km sampai 400 km selama 30 tahun terakhir. Penelitian menunjukkan, jumlah fitoplankton di lapisan atas laut telah menurun tajam selama abad terakhir. Para ilmuwan yang menulis dalam jurnal Nature bulan lalu juga mengatakan penurunan itu diduga kuat terkait dengan peningkatan suhu air laut. (Telegraph | kd)
Gambaran elektrik plankton yang berwarna biru terekam oleh satelit yang jaraknya ratusan kilometer di atas Bumi. Gambar tersebut diabadikan Mei lalu oleh satelit Envisat.
Algae kecil dalam plankton tampak mengeluarkan klorofil saat menyerap matahari, hingga memberi warna laut dan memungkinkan terlihat dari luar angkasa. Kumpulan plankton itu akan menarik binatang-binatang laut.
Para ahli mengatakan plankton memegang peranan penting dalam kesehatan di Bumi. Sebab, mereka menghilangkan karbon dioksida di atmosfer seperti halnya tetumbuhan di darat. Mereka juga punya peran vital dalam rantai makanan di laut.
Bulan lalu pemerintah Inggris memperingatkan kenaikan suhu di permukaan laut, perubahan stok ikan dan menurunnya penangkaran burung laut sebagai akibat dari perubahan iklim.
Menurut laporan tahunan yang ditujukan bagi pemerintah oleh hampir 100 ilmuwan dari 40 organisasi Inggris terkemuka, ikan, termasuk plankton, bergerak menjauh ke utara, antara 50 km sampai 400 km selama 30 tahun terakhir. Penelitian menunjukkan, jumlah fitoplankton di lapisan atas laut telah menurun tajam selama abad terakhir. Para ilmuwan yang menulis dalam jurnal Nature bulan lalu juga mengatakan penurunan itu diduga kuat terkait dengan peningkatan suhu air laut. (Telegraph | kd)
Temuan Megabintang Ancam Teori Black Hole
VIVAnews - Sebuah bintang neutron yang memiliki medan magnet yang kuat mengancam teori evolusi bintang dan kelahiran lubang hitam (black hole).
Magnetar ini terletak di klaster bintang-bintang, Westerlund 1 yang jaraknya 16.000 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di rasi Ara, Altar.
Westerlund 1 ditemukan pada tahun 1961 oleh astronom Swedia. Westerlund 1 adalah salah satu klaster bintang terbesar di galaksi Bima Sakti -- terdiri dari ratusan bintang yang sangat besar -- di antaranya bersinar dengan kecemerlangan hampir sejuta kali Matahari. Beberapa bintang bahkan berukuran 2.000 kali diameter Sang Surya.
Dalam standar alam semesta, klaster ini masih berusia sangat muda. Bintang-bintang itu lahir dalam sebuah peristiwa tunggal, sekitar 3,5 juta hingga 5 juta tahun lalu.
Westerlund 1 adalah sisa-sisa beberapa magnetar galaksi -- jenis tertentu dari bintang neutron yang terbentuk dari ledakan supernova -- yang dapat menggunakan sejuta medan magnet, miliaran kali lebih kuat daripada Bumi.
Bintang Westerlund yang akhirnya menjadi magnetar tentunya memiliki setidaknya 40 kali massa Matahari. Demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics.
Sejumlah pertanyaan lantas muncul. Asumsi utama yang berkembang adalah bahwa bintang di antara 10 dan 25 massa Matahari akan membentuk bintang neutron.
Sementara, bintang di atas 25 kali massa Matahari akan menghasilkan lubang hitam (black hole) -- monster gravitasi yang terbentuk saat sebuah bintang sekarat, lalu kolaps ke dalam dirinya sendiri.
Menurut asumsi itu, induk magnetar seharusnya telah menjadi lubang hitam -- karena ukurannya yang besar.
Namun menurut ilmuwan, ada alternatif lain. Bahwa bintang 'meramping' ke massa yang lebih rendah, memungkinkan dia menjadi bintang neutron.
Bagaimana itu terjadi? Jawabannya, kata laporan itu, terletak dalam dalam binary system: bintang yang menjadi magnetar lahir beserta pendamping bintang yang lain.
Saat berkembang, keduanya mulai berinteraksi, seperti kembaran yang jahat -- bintang pendamping itu mencuri massa dari leluhurnya. Hingga akhirnya leluhur bintang meledak menjadi supernova.
Menurut teori, pasangan ini terpisah oleh ledakan dan kedua bintang terlontar keluar dari klaster, hanya meninggalkan sisa-sisa pijar yang magnetar.
"Jika benar, ini menunjukkan bahwa sistem biner mungkin memainkan peran kunci dalam evolusi bintang," kata Simon Clark, yang memimpin tim.
Para ilmuwan menggunakan Teleskop di Observatorium Eropa Selatan di Paranal, Chile, untuk membuat pengamatan.
Sistem biner ini bisa dikatakan sebagai "rencana diet kosmis '' untuk bintang kelas berat, yang bisa kehilangan lebih dari 95 persen dari massa awal mereka," katanya. (Telegraph)
Magnetar ini terletak di klaster bintang-bintang, Westerlund 1 yang jaraknya 16.000 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di rasi Ara, Altar.
Westerlund 1 ditemukan pada tahun 1961 oleh astronom Swedia. Westerlund 1 adalah salah satu klaster bintang terbesar di galaksi Bima Sakti -- terdiri dari ratusan bintang yang sangat besar -- di antaranya bersinar dengan kecemerlangan hampir sejuta kali Matahari. Beberapa bintang bahkan berukuran 2.000 kali diameter Sang Surya.
Dalam standar alam semesta, klaster ini masih berusia sangat muda. Bintang-bintang itu lahir dalam sebuah peristiwa tunggal, sekitar 3,5 juta hingga 5 juta tahun lalu.
Westerlund 1 adalah sisa-sisa beberapa magnetar galaksi -- jenis tertentu dari bintang neutron yang terbentuk dari ledakan supernova -- yang dapat menggunakan sejuta medan magnet, miliaran kali lebih kuat daripada Bumi.
Bintang Westerlund yang akhirnya menjadi magnetar tentunya memiliki setidaknya 40 kali massa Matahari. Demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics.
Sejumlah pertanyaan lantas muncul. Asumsi utama yang berkembang adalah bahwa bintang di antara 10 dan 25 massa Matahari akan membentuk bintang neutron.
Sementara, bintang di atas 25 kali massa Matahari akan menghasilkan lubang hitam (black hole) -- monster gravitasi yang terbentuk saat sebuah bintang sekarat, lalu kolaps ke dalam dirinya sendiri.
Menurut asumsi itu, induk magnetar seharusnya telah menjadi lubang hitam -- karena ukurannya yang besar.
Namun menurut ilmuwan, ada alternatif lain. Bahwa bintang 'meramping' ke massa yang lebih rendah, memungkinkan dia menjadi bintang neutron.
Bagaimana itu terjadi? Jawabannya, kata laporan itu, terletak dalam dalam binary system: bintang yang menjadi magnetar lahir beserta pendamping bintang yang lain.
Saat berkembang, keduanya mulai berinteraksi, seperti kembaran yang jahat -- bintang pendamping itu mencuri massa dari leluhurnya. Hingga akhirnya leluhur bintang meledak menjadi supernova.
Menurut teori, pasangan ini terpisah oleh ledakan dan kedua bintang terlontar keluar dari klaster, hanya meninggalkan sisa-sisa pijar yang magnetar.
"Jika benar, ini menunjukkan bahwa sistem biner mungkin memainkan peran kunci dalam evolusi bintang," kata Simon Clark, yang memimpin tim.
Para ilmuwan menggunakan Teleskop di Observatorium Eropa Selatan di Paranal, Chile, untuk membuat pengamatan.
Sistem biner ini bisa dikatakan sebagai "rencana diet kosmis '' untuk bintang kelas berat, yang bisa kehilangan lebih dari 95 persen dari massa awal mereka," katanya. (Telegraph)
Alien Lebih Tertarik Mempelajari Seniman
VIVAnews - Para ilmuwan memperkirakan alien kemungkinan besar akan lebih tertarik mempelajari seniman lukis, Van Gogh dan komponis, Johann Sebastian Bach ketimbang mempelajari Einstein atau Newton.
Topik ini mengemuka dalam konferensi SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California, Amerika Serikat.
Seni diduga kuat lebih menarik perhatian para mahluk ekstraterresterial dibanding dunia akademis. Sebab, peradaban alien kemungkinan besar lebih tua dari Bumi dan lebih maju secara teknis.
Dan pengetahuan manusia, kemungkinan kecil mengandung sains dan matematika yang tidak diketahui para alien.
"Apa yang mereka ingin tahu dari kita? Apa yang bisa kita tawarkan pada mereka," kata direktur komposisi pesan interstellar SETI, Douglas Vakoch, seperti dimuat situs Space.
"Jika peradaban mereka sangat maju, kita mungkin tak akan mengajarkan sains, tapi kita bisa berbagi rasa soal pengalaman kita di titik genting, tak tahu apakah kita bakal langgeng sebagai suatu spesies," tambah dia.
Peradaban alien yang lebih maju kemungkinan menghadapi ancaman spesies seperti kita. Bagaimana hidup berkelanjutan, untuk tidak menghancurkan diri sendiri.
Para ilmuwan berpendapat, cara terbaik mengajarkan bagaimana rasa menjadi manusia adalah dengan mediasi seni. Namun demikian, alien sangat berbeda dengan kita.
Seni bisa dipresentasikan dengan bahasa dan pola matematis yang lebih universal.
Pierre Schwob, penulis dan pencipta situs ClassicalArchives.com menyarankan, potongan karya Bach "Goldberg Variations" yang berpola matematis, akan bisa diakses para alien.
Gubahan Bach yang lain, juga karya komposer Antonio Vivaldi juga layak dipresentasikan. Bagaimana dengan Lady Gaga? "Saya tak berkomentar soal itu," kata Schwob.
Sementara untuk seni visual, seniman komik, Paul Duffied menyarankan menyodorkan karya lukisan pra-Raphael.
"Yang kaya tiga dimensi, nyaris fotografi -- bisa lebih mudah diinterpretasi," katanya. "Dan itu sangat ekspresif."
Belajar bagaimana alien menciptakan seni bisa menjadi salah satu aspek yang paling menarik untuk jadi tema hubungan.
"Jika kita bisa bertanya hanya satu pertanyaan, saya pikir mungkin perntanyaan yang paling menarik, 'apakah Anda beragama," kata astronom senior SETI, Seth Shostak.
Konferensi SETI sedang diadakan tahun ini untuk merayakan ulang tahun ke-50 percobaan modern pertama yang bertujuan untuk mencari kehidupan cerdas di luar Bumi. Proyek itu disebut Ozma.
Topik ini mengemuka dalam konferensi SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) di Mountain View, California, Amerika Serikat.
Seni diduga kuat lebih menarik perhatian para mahluk ekstraterresterial dibanding dunia akademis. Sebab, peradaban alien kemungkinan besar lebih tua dari Bumi dan lebih maju secara teknis.
Dan pengetahuan manusia, kemungkinan kecil mengandung sains dan matematika yang tidak diketahui para alien.
"Apa yang mereka ingin tahu dari kita? Apa yang bisa kita tawarkan pada mereka," kata direktur komposisi pesan interstellar SETI, Douglas Vakoch, seperti dimuat situs Space.
"Jika peradaban mereka sangat maju, kita mungkin tak akan mengajarkan sains, tapi kita bisa berbagi rasa soal pengalaman kita di titik genting, tak tahu apakah kita bakal langgeng sebagai suatu spesies," tambah dia.
Peradaban alien yang lebih maju kemungkinan menghadapi ancaman spesies seperti kita. Bagaimana hidup berkelanjutan, untuk tidak menghancurkan diri sendiri.
Para ilmuwan berpendapat, cara terbaik mengajarkan bagaimana rasa menjadi manusia adalah dengan mediasi seni. Namun demikian, alien sangat berbeda dengan kita.
Seni bisa dipresentasikan dengan bahasa dan pola matematis yang lebih universal.
Pierre Schwob, penulis dan pencipta situs ClassicalArchives.com menyarankan, potongan karya Bach "Goldberg Variations" yang berpola matematis, akan bisa diakses para alien.
Gubahan Bach yang lain, juga karya komposer Antonio Vivaldi juga layak dipresentasikan. Bagaimana dengan Lady Gaga? "Saya tak berkomentar soal itu," kata Schwob.
Sementara untuk seni visual, seniman komik, Paul Duffied menyarankan menyodorkan karya lukisan pra-Raphael.
"Yang kaya tiga dimensi, nyaris fotografi -- bisa lebih mudah diinterpretasi," katanya. "Dan itu sangat ekspresif."
Belajar bagaimana alien menciptakan seni bisa menjadi salah satu aspek yang paling menarik untuk jadi tema hubungan.
"Jika kita bisa bertanya hanya satu pertanyaan, saya pikir mungkin perntanyaan yang paling menarik, 'apakah Anda beragama," kata astronom senior SETI, Seth Shostak.
Konferensi SETI sedang diadakan tahun ini untuk merayakan ulang tahun ke-50 percobaan modern pertama yang bertujuan untuk mencari kehidupan cerdas di luar Bumi. Proyek itu disebut Ozma.
Bulan Kini Mulai Mengkerut
VIVAnews - Bulan, yang merupakan satelit alami bumi, ternyata mengkerut. Hasil riset terbaru menunjukkan proses itu terlihat dari berbagai retakan pada kerak bulan. Retakan-retakan yang menyebabkan bulan menyusut itu terbentuk karena proses pendinginan selama miliaran tahun.
Alhasil, diameter benda yang tampak indah dari bumi itu berkurang sekitar 328 kaki atau 100 meter. Tentu saja perubahan ukuran itu tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Diameter bulan sendiri adalah sekitar seperempat dari bumi.
Peneliti menemukan 14 titik yang diyakini telah menyebabkan kerutan di kerak bulan, dalam bentuk seperti jurang yang curam. Hal itu dijelaskan Thomas R. Watters dari Pusat Pengamatan Bumi dan Planet-Planet dari Museum Antariksa dan Udara Smithsonian, AS.
Awalnya, peneliti menemukan lereng-lereng curam itu di garis khatulistiwa bulan. Tetapi belakangan, hal itu juga ditemukan di berbagai tempat lainnya. Tebing-tebing curam itu memanjang membentuk suatu kawah kecil yang cenderung menghilang dalam kurun waktu tertentu. Ini menunjukkan lereng-lereng itu terbentuk dalam waktu yang sangat panjang.
"Temuan yang paling menakjubkan adalah bahwa kontraksi itu masih terjadi dan menunjukkan bahwa kerutan bulan terus aktif," kata Watters. (Associated Press | kd)
Alhasil, diameter benda yang tampak indah dari bumi itu berkurang sekitar 328 kaki atau 100 meter. Tentu saja perubahan ukuran itu tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Diameter bulan sendiri adalah sekitar seperempat dari bumi.
Peneliti menemukan 14 titik yang diyakini telah menyebabkan kerutan di kerak bulan, dalam bentuk seperti jurang yang curam. Hal itu dijelaskan Thomas R. Watters dari Pusat Pengamatan Bumi dan Planet-Planet dari Museum Antariksa dan Udara Smithsonian, AS.
Awalnya, peneliti menemukan lereng-lereng curam itu di garis khatulistiwa bulan. Tetapi belakangan, hal itu juga ditemukan di berbagai tempat lainnya. Tebing-tebing curam itu memanjang membentuk suatu kawah kecil yang cenderung menghilang dalam kurun waktu tertentu. Ini menunjukkan lereng-lereng itu terbentuk dalam waktu yang sangat panjang.
"Temuan yang paling menakjubkan adalah bahwa kontraksi itu masih terjadi dan menunjukkan bahwa kerutan bulan terus aktif," kata Watters. (Associated Press | kd)
"Tunggu Bukti Keberadaan Alien 25 Tahun Lagi"
VIVAnews - Para ahli yang meyakini keberadaan alien yakin, bukti adanya mahkluk ekstraterresterial (ET) itu mungkin akan datang 25 tahun lagi.
"Saya yakin, peluang kita menemukan ET sangat besar," kata Seth Shostak, astronom senior Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI) di Mountai Vies, California, seperti dimuat laman Space.
"Para generasi muda di sini, saya yakin Anda memiliki kesempatan baik untuk melihat ini terjadi," kata dia di konferensi SETI.
Shostak mendasarkan keyakinannya pada estimasi persamaan Drake (Drake Equation) -- formula yang ditemukan pendiri SETI, Frank Drake.
Ini adalah formula untuk menghitung jumlah (N) dari peradaban alien yang mungkin bisa kita ajak berkomunikasi. Persamaan ini juga memperhitungkan berbagai faktor, termasuk kecepatan formasi bintang di galaksi, fraksi bintang yang diduga punya planet yang bisa dihuni, peradaban yang memiliki teknologi yang bisa menyiarkan keberadaan mereka ke ruang angkasa, dan panjang waktu sinyal yang akan disiarkan.
Beberapa faktor dalam persamaan Drake ini banyak yang diketahui angkanya. Namun, beberapa ilmuwan pentolan di SETI menyertakan prediksi mereka.
Salah satunya, astronom Carl Sagan. Dia membuat estimasi bahwa N = 1 juta dalam persamaan Drake, penulis fiksi ilmiah Isaac Asimov bertahan pada angka 670,000. Sementara, Drake sendiri lebih konservatif. Kata dia N=10.000.
Soal perbedaan itu, Shostak mengatakan, meski nilai yang lebih rendah yang ternyata benar, tak butuh waktu lama bagi para ilmuwan untuk menemukan tanda keberadaan alien.
"Jarak itu, dari jutaan ke 10.000 -- adalah estimasi dari orang-orang yang mendirikan dan bekerja dalam SETI," kata Shostak. "Orang-orang ini jelas tahu soal apa yang mereka bicarakan. Pointnya, kita akan melintasi kehidupan lain dalam beberapa lusin tahun atau bahkan dalam dua lusin tahun."
Pencarian alien oleh SETI diharapkan membuat lompatan dengan menggunakan Allen Telescope Array -- jaringan piringan radio yang sedang dalam proses pembangunan di California utara. Pada tahun 2015 diharapkan, array itu bisa memindai ratuan ribu bintang untuk mencari tanda-tanda kehidupan mahluk ekstraterresterial.
Namun, sementara itu, manusia bisa berharap menemukan tanda-tanda keberadaan alien dengan cara mengirim sinyal ke angkasa.
Meski, tambah Shostak, itu akan jadi hal yang sulit. Meski demikian, dengan memiliki bukti bahwa kita tidak sendirian di alam semesta mungkin akan menjadi prestasi yang bisa mengubah dunia. (sj)
"Saya yakin, peluang kita menemukan ET sangat besar," kata Seth Shostak, astronom senior Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI) di Mountai Vies, California, seperti dimuat laman Space.
"Para generasi muda di sini, saya yakin Anda memiliki kesempatan baik untuk melihat ini terjadi," kata dia di konferensi SETI.
Shostak mendasarkan keyakinannya pada estimasi persamaan Drake (Drake Equation) -- formula yang ditemukan pendiri SETI, Frank Drake.
Ini adalah formula untuk menghitung jumlah (N) dari peradaban alien yang mungkin bisa kita ajak berkomunikasi. Persamaan ini juga memperhitungkan berbagai faktor, termasuk kecepatan formasi bintang di galaksi, fraksi bintang yang diduga punya planet yang bisa dihuni, peradaban yang memiliki teknologi yang bisa menyiarkan keberadaan mereka ke ruang angkasa, dan panjang waktu sinyal yang akan disiarkan.
Beberapa faktor dalam persamaan Drake ini banyak yang diketahui angkanya. Namun, beberapa ilmuwan pentolan di SETI menyertakan prediksi mereka.
Salah satunya, astronom Carl Sagan. Dia membuat estimasi bahwa N = 1 juta dalam persamaan Drake, penulis fiksi ilmiah Isaac Asimov bertahan pada angka 670,000. Sementara, Drake sendiri lebih konservatif. Kata dia N=10.000.
Soal perbedaan itu, Shostak mengatakan, meski nilai yang lebih rendah yang ternyata benar, tak butuh waktu lama bagi para ilmuwan untuk menemukan tanda keberadaan alien.
"Jarak itu, dari jutaan ke 10.000 -- adalah estimasi dari orang-orang yang mendirikan dan bekerja dalam SETI," kata Shostak. "Orang-orang ini jelas tahu soal apa yang mereka bicarakan. Pointnya, kita akan melintasi kehidupan lain dalam beberapa lusin tahun atau bahkan dalam dua lusin tahun."
Pencarian alien oleh SETI diharapkan membuat lompatan dengan menggunakan Allen Telescope Array -- jaringan piringan radio yang sedang dalam proses pembangunan di California utara. Pada tahun 2015 diharapkan, array itu bisa memindai ratuan ribu bintang untuk mencari tanda-tanda kehidupan mahluk ekstraterresterial.
Namun, sementara itu, manusia bisa berharap menemukan tanda-tanda keberadaan alien dengan cara mengirim sinyal ke angkasa.
Meski, tambah Shostak, itu akan jadi hal yang sulit. Meski demikian, dengan memiliki bukti bahwa kita tidak sendirian di alam semesta mungkin akan menjadi prestasi yang bisa mengubah dunia. (sj)
Menakjubkan, Ledakan Raksasa di Galaksi M87
VIVAnews -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis gambar letusan 'gunung raksasa' di galaksi besar M87 -- sesuai pengamatan satelit NASA, Chandra X-ray Observatory dan Very Large Array (VLA) milik National Science Foundation (NSF).
Kejadian menakjubkan itu diamati dari jarak sekitar 50 juta tahun cahaya. Meski beda galaksi, M87 relatif dekat dengan Bumi dan terdapat di pusat klaster Virgo -- yang terdiri dari ribuan galaksi.
Klaster yang mengelilingi M87 dipenuhi gas panas dalam bentuk sinar X-ray -- dideteksi oleh satelit Chandra dengan warna biru. Saat gas ini mendingin, ia bisa jatuh ke pusat galaksi -- lalu terus mendingin dengan cepat dan membentuk bintang baru.
Sementara, observasi radio VLA (merah) menunjukkan pancaran M87 merupakan partikel yang energik yang diproduksi oleh black hole (lubang hitam) yang menginterupsi proses ini.
Pancaran ini mengangkat gas yang relatif dingin di dekat pusat galaksi dan menghasilkan gelombang kejut di atmosfer galaksi --karena kekuatannya yang supersonik.
Interaksi 'ledakan' kosmik di lingkungan galaksi ini sangat mirip dengan letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia yang terjadi 2010 ini.
Pada Eyjafjallajokull, kantung-kantung gas panas yang meledak di permukaan lava menghasilkan gelombang kejut yang bisa terlihat melalui asap abu-abu gunung berapi.
Gas panas ini kemudian naik ke atmosfer, yang juga menyeret abu gelap.
Proses ini dapat dilihat dalam film tentang gunung berapi Eyjafjallajokull di mana gelombang kejut merambat asap diikuti dengan munculnya awan abu gelap ke atmosfer. Awan inilah yang mengacaukan dunia penerbangan Eropa.
Dalam analogi Eyjafjallajokull, partikel-partikel energi yang dihasilkan di sekitar munculnya lubang hitam melalui sinar-X memancarkan atmosfer klaster -- mengangkat gas paling dingin di dekat pusat M87.
Ini mirip dengan gas vulkanik panas menaikan awan gelap berisi partikel-partikel abu. Dan seperti gunung berapi di Bumi, gelombang kejut dapat dilihat ketika lubang hitam (black hole) memompa partikel energi ke klaster gas. (NASA)
Kejadian menakjubkan itu diamati dari jarak sekitar 50 juta tahun cahaya. Meski beda galaksi, M87 relatif dekat dengan Bumi dan terdapat di pusat klaster Virgo -- yang terdiri dari ribuan galaksi.
Klaster yang mengelilingi M87 dipenuhi gas panas dalam bentuk sinar X-ray -- dideteksi oleh satelit Chandra dengan warna biru. Saat gas ini mendingin, ia bisa jatuh ke pusat galaksi -- lalu terus mendingin dengan cepat dan membentuk bintang baru.
Sementara, observasi radio VLA (merah) menunjukkan pancaran M87 merupakan partikel yang energik yang diproduksi oleh black hole (lubang hitam) yang menginterupsi proses ini.
Pancaran ini mengangkat gas yang relatif dingin di dekat pusat galaksi dan menghasilkan gelombang kejut di atmosfer galaksi --karena kekuatannya yang supersonik.
Interaksi 'ledakan' kosmik di lingkungan galaksi ini sangat mirip dengan letusan Gunung Eyjafjallajokull di Islandia yang terjadi 2010 ini.
Pada Eyjafjallajokull, kantung-kantung gas panas yang meledak di permukaan lava menghasilkan gelombang kejut yang bisa terlihat melalui asap abu-abu gunung berapi.
Gas panas ini kemudian naik ke atmosfer, yang juga menyeret abu gelap.
Proses ini dapat dilihat dalam film tentang gunung berapi Eyjafjallajokull di mana gelombang kejut merambat asap diikuti dengan munculnya awan abu gelap ke atmosfer. Awan inilah yang mengacaukan dunia penerbangan Eropa.
Dalam analogi Eyjafjallajokull, partikel-partikel energi yang dihasilkan di sekitar munculnya lubang hitam melalui sinar-X memancarkan atmosfer klaster -- mengangkat gas paling dingin di dekat pusat M87.
Ini mirip dengan gas vulkanik panas menaikan awan gelap berisi partikel-partikel abu. Dan seperti gunung berapi di Bumi, gelombang kejut dapat dilihat ketika lubang hitam (black hole) memompa partikel energi ke klaster gas. (NASA)
Misteri Dark 'Energy' Alam Semesta
VIVAnews -- Alam semesta akan terus berkembang selamanya. Demikian disimpulkan ilmuwan NASA dalam sebuah studi terbaru tentang salah satu teka-teki astronomi terbesar, 'dark energy' atau 'energi gelap'.
Para peneliti Badan Antariksa AS, NASA menggunakan Teleskop Hubble mengamati dark energy -- yang diyakini sebagai energi yang mendorong perkembangan alam semesta dalam kecepatan yang terus meningkat.
Ditemukan pada 1998, para astronom belum mendenifisikan apa kekuatan misterius itu -- kecuali bahwa kekuatan itu tak terlihat dan membuat 'bongkahan besar alam' semesta' sebesar 72 persen dari ukurannya.
Hampir seperempatnya, yakni 24 persen diyakini sebagai 'dark matter' atau 'materi gelap' yang juga misterius -- namun lebih mudah untuk dipelajari daripada 'energi gelap' karema efek gravitasinya.
Bagian yang tersisa dari alam semesta, sekitar 4 persen, dibuat dari unsur sama yang membentuk manusia, planet, bintang dan segala sesuatu yang terbuat dari atom.
Dengan menggunakan 'kaca pembesar raksasa galaksi' -- tim ilmuwan internasional yang dipimpin Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California -- menyimpulkan distribusi dark energy berarti alam semesta tak akan pernah berhenti tumbuh, berkembang.
Temuan ini, yang akan dipublikasikan alam jurnal Science Kamis 19 Agustus 2010 -- juga menemukan pada akhirnya dark energy akan mati dan menjadi seolah gurun dingin.
Para ilmuwan menggunakan Hubble dan teleskop besar milik Badan Antariksa Eropa (ESO), Very Large Telescope untuk mengobservasi bagaimana cahaya dari bintang yang jauh terdistorsi di dekat gugus atau klaster galaksi yang dinamakan Abell 1689.
Galaksi-galaksi tersebut -- yang ditemukan di konstelasi Virgo adalah salah satu klaster galaksi terbesar yang dikenal dalam ilmu pengetahuan.
Karena massanya yang besar, ilmuwan mengatakan itu 'seakan adalah sebuah kaca pembesar kosmik' yang menyebabkan cahaya membelok di sekitarnya.
"Kami harus mengamati semua sisi dari dark energy," kata Profesor Eric Jullo dari JPL, yang memimpin penelitian.
"Sangat penting untuk memiliki beberapa metode, dan sekarang kami mendapatkan yang baru, yang sangat kuat."
"Yang saya suka tentang metode baru kami adalah bahwa ini sangat visual. Anda secara harfiah bisa melihat gravitasi dan dark energy menikung di tampilan latar belakang galaksi, ke dalam busur."
Ditambahkan dia, kesimpulan penelitian ini adalah, ilmuwan bisa mengatakan untuk kali pertamanya bahwa alam semesta melakukan ekspansi yang -- akan terus menerus berlanjut dan alam semesta akan berkembang selamanya.
Sementara, Priya Natarajan, kosmolog dari Yale University, yang merupakan bagian dari tim, menambahkan, tim akan mengaplikasikan teknik ini ke lensa gravitasi yang lain.
Para peneliti Badan Antariksa AS, NASA menggunakan Teleskop Hubble mengamati dark energy -- yang diyakini sebagai energi yang mendorong perkembangan alam semesta dalam kecepatan yang terus meningkat.
Ditemukan pada 1998, para astronom belum mendenifisikan apa kekuatan misterius itu -- kecuali bahwa kekuatan itu tak terlihat dan membuat 'bongkahan besar alam' semesta' sebesar 72 persen dari ukurannya.
Hampir seperempatnya, yakni 24 persen diyakini sebagai 'dark matter' atau 'materi gelap' yang juga misterius -- namun lebih mudah untuk dipelajari daripada 'energi gelap' karema efek gravitasinya.
Bagian yang tersisa dari alam semesta, sekitar 4 persen, dibuat dari unsur sama yang membentuk manusia, planet, bintang dan segala sesuatu yang terbuat dari atom.
Dengan menggunakan 'kaca pembesar raksasa galaksi' -- tim ilmuwan internasional yang dipimpin Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California -- menyimpulkan distribusi dark energy berarti alam semesta tak akan pernah berhenti tumbuh, berkembang.
Temuan ini, yang akan dipublikasikan alam jurnal Science Kamis 19 Agustus 2010 -- juga menemukan pada akhirnya dark energy akan mati dan menjadi seolah gurun dingin.
Para ilmuwan menggunakan Hubble dan teleskop besar milik Badan Antariksa Eropa (ESO), Very Large Telescope untuk mengobservasi bagaimana cahaya dari bintang yang jauh terdistorsi di dekat gugus atau klaster galaksi yang dinamakan Abell 1689.
Galaksi-galaksi tersebut -- yang ditemukan di konstelasi Virgo adalah salah satu klaster galaksi terbesar yang dikenal dalam ilmu pengetahuan.
Karena massanya yang besar, ilmuwan mengatakan itu 'seakan adalah sebuah kaca pembesar kosmik' yang menyebabkan cahaya membelok di sekitarnya.
"Kami harus mengamati semua sisi dari dark energy," kata Profesor Eric Jullo dari JPL, yang memimpin penelitian.
"Sangat penting untuk memiliki beberapa metode, dan sekarang kami mendapatkan yang baru, yang sangat kuat."
"Yang saya suka tentang metode baru kami adalah bahwa ini sangat visual. Anda secara harfiah bisa melihat gravitasi dan dark energy menikung di tampilan latar belakang galaksi, ke dalam busur."
Ditambahkan dia, kesimpulan penelitian ini adalah, ilmuwan bisa mengatakan untuk kali pertamanya bahwa alam semesta melakukan ekspansi yang -- akan terus menerus berlanjut dan alam semesta akan berkembang selamanya.
Sementara, Priya Natarajan, kosmolog dari Yale University, yang merupakan bagian dari tim, menambahkan, tim akan mengaplikasikan teknik ini ke lensa gravitasi yang lain.
Di Foto Ini Bumi & Bulan Bagai Bintang Kembar
VIVAnews -- Satelit penjelajah luar angkasa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Messenger, mengambil foto Bulan sedang mengorbit Bumi.
Foto berlatar hitam yang dipenuhi titik-titik dan noktah putih diambil dari jarak 114 juta mil dari Bumi.
Dalam foto itu terlihat Bumi dan Bulan seperti 'bintang kembar' -- di mana Bulan tentu saja lebih kecil dari Bumi.
Foto menakjubkan itu mengilustrasikan betapa kecilnya kita dibandingkan alam semesta.
Gambar luar biasa ini diambil dalam bagian misi Messenger mencari vulcanoid -- obyek batuan kecil yang diyakini para ilmuwan berada di orbit di antara Planet Merkurius dan Matahari.
Namun, meski tidak ada vulcanoid yang terdeteksi, roket Messenger berada di posisi unik untuk mencari objek kecil dan redup yang sebelumnya tak diperkirakan ada.
Messenger mencari vulcanoids saat orbit pesawat itu paling dekat dengan Matahari. Messenger mengikuti alur bagian dalam sistem tata surya, termasuk satu Bumi, Venus, dan Merkurius.
Messenger dengan menggunakan gravitasi dari Bumi dan Venus akan sedikit demi sedikit mengubah orbitnya sebelum bergerak ke orbit Merkurius pada bulan Maret 2011.
(Daily Mail)
Foto berlatar hitam yang dipenuhi titik-titik dan noktah putih diambil dari jarak 114 juta mil dari Bumi.
Dalam foto itu terlihat Bumi dan Bulan seperti 'bintang kembar' -- di mana Bulan tentu saja lebih kecil dari Bumi.
Foto menakjubkan itu mengilustrasikan betapa kecilnya kita dibandingkan alam semesta.
Gambar luar biasa ini diambil dalam bagian misi Messenger mencari vulcanoid -- obyek batuan kecil yang diyakini para ilmuwan berada di orbit di antara Planet Merkurius dan Matahari.
Namun, meski tidak ada vulcanoid yang terdeteksi, roket Messenger berada di posisi unik untuk mencari objek kecil dan redup yang sebelumnya tak diperkirakan ada.
Messenger mencari vulcanoids saat orbit pesawat itu paling dekat dengan Matahari. Messenger mengikuti alur bagian dalam sistem tata surya, termasuk satu Bumi, Venus, dan Merkurius.
Messenger dengan menggunakan gravitasi dari Bumi dan Venus akan sedikit demi sedikit mengubah orbitnya sebelum bergerak ke orbit Merkurius pada bulan Maret 2011.
(Daily Mail)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Total Pageviews
Popular Posts
-
Photographers Jean-Louis Klein and Marie-Luce Hubert, both from the Alsace, France, spent the year snapping the elusive harvest mice in a ...
-
Industrial Scars is an environmental photography project by American photographer J Henry Fair, which explores the detritus of our consum...
-
High above a lush hillside in the New Territories town of Sha Tin, Hong Kong is the Monastery of Ten Thousand Buddhas. It is not an actual ...
-
The lower reaches of the southern slopes of Khasi and Jaintia hills, in Northeastern India, are humid, warm and streaked by many swift flo...
-
The ever increasing power and precision of modern artillery in recent years have attracted a great deal of attention to night attacks. It’s...
-
Artist Karen M. O’Leary creates detailed maps of famous cities by carving them on a single sheet of paper. She first prints the map on hea...
-
Germany’s famous East Bavarian Beard Club played host to the European Beard and Moustache Championships high in the Austrian Alps on Octobe...
-
American artist Jason Freeny creates quirky 3D posters and sculptures depicting the insides of well known cartoon characters such as Mario,...
-
The Bagger 288, also known as the Excavator 288, is the largest digging machine in the world. It was built by the German company Krupp for...
-
California based artist John Pugh specializes in the art of in ‘trompe l’oeil’, which means 'to deceive the eye’ in French. Pugh uses h...